Berani menjalani perubahan (Kej 37:28; 39:2; rom 8:28)
Edwin Cole berkata,"Anda tidak tenggelam karena jatuh ke dalam air, kecuali Anda tetap tinggal di dalam air." Umumnya ketika seseorang sudah merasa nyaman, ia tidak akan suka perubahan. Mereka yang berada dalam zona nyaman, akan menganggap perubahan seperti langit yang runtuh. Artinya perubahan tersebut begitu mengagetkan sekaligus mendatangkan ketakutan yang hebat.
Sebagai contoh perubahan adalah ketika perusahaan tiba-tiba memutasikan seseorang ke tempat atau ke bagisan yang lain. Atau, ketika gereja pusat menempatkan seorang pelayan di sebuah perintisan yang baru. Atau ada karyawan yang terpaksa dirumahkan oleh perusahaan karena dianggap kurang produktif. Kasus lain adalah orang yang tadinya kaya dan sekarang mendadak jatuh miskin. Perubahan-perubahan seperti ini dapat membuat orang menjadi putus asa, sehingga tidak bisa melihat peluang yang lebih baik di depannya.
Alkitab menceritakan tentang Yusuf yang paling dikasihi oleh Yakub ayahnya di antara saudara-saudaranya. Begitu besar kasih Yakub terhadap Yusuf, sehingga ia dijahitkan jubah yang maha indah. Ia juga tidak diperbolehkan bekerja di luar rumah seperti saudara-saudaranya yang menggembalakan kambing domba. Hidup Yusuf begitu nyaman. Tapi dalam sekejap keadaan berubah. Ia ditangkap oleh saudara-saudaranya, dimasukkan ke dalam sumur, lalu dijual kepada orang Ismael. Ia pun dibawa ke Mesir, menjadi orang asing di sana dan mengabdi kepada Potifar. Yusuf seolah ditarik paksa dari zona nyamannya dan dijual sebagai budak. Tapi singkat cerita karena Tuhan menyertai Yusuf, maka ia pun menjadi penguasa di Mesir. Bukankah ini jarang terjadi dan sulit dimengerti secara akal, di mana orang Ibrani menjadi penguasa di
Mesir yang bukan bangsanya sendiri.
Kisah Yusuf mengingatkan kita untuk tidak takut terhadap perubahan apa pun selama kita berpaut kepada Tuhan. Terkadang untuk menyatakan kuasa dan mujizatNya Tuhan menghendaki kita untuk berani melangkah dan meninggalkan zona nyaman kita. Tuhan lebih besar dari segalanya, Ia sanggup melakukan yang lebih baik dan lebih besar ketika kita berserah kepadaNya. Di balik tantangan, perubahan, atau kesulitan terdapat kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Perubahan tidak selamanya berarti kemunduran. Sebaliknya, perubahan bisa berarti kemajuan. Jika saat ini Tuhan mengizinkan kita mengalami perubahan dalam bidang tertentu dalam hidup ini, melangkahlah dengan berani. Lakukan apa yang bisa kita lakukan dengan segenap hati, maka Tuhan akan memberkati. Jangan tinggal dalam bayang-bayang masa lalu yang menyenangkan, karena itu akan menghambat langkah kita untuk meraih keberhasilan berikutnya. Percayalah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. (Rom 8:28)
*dikutip dari Mana Sorgawi
- Christ & Sylvia -