Rabu, 16 Maret 2011

Kamis, 17 Maret 2011 : Doa

Mat 6:7-15

“Ini bukan masalah Allah tidak tahu apa yang engkau hendak minta ,

tapi sungguh, Ia ingin mendengarkanmu.”


Pasti tidak ada orang yang bisa menyangkal kebenaran bahwa Allah tahu apa yang kita minta sebelum kita mohonkan dalam doa-doa kita. Kadang orang lalu menerjemahkan kebenaran ini dengan cara yang ekstrim, kalau begitu apa artinya kita buat lagi litany yang panjang, atau apa artinya kita berdoa dengan kalimat-kalimat panjang? Untuk yang satu ini pun ada unsur kebenaran di dalamnya. Meskipun demikian, biarlah saya datang kepadamu, mengajakmu sebagai saudara untuk memaknai kebenaran di atas dengan cara yang lain, “khususnya dalam konteks doa pribadimu kepada Tuhan” (Maaf, saya tidak berbicara tentang doa umum atau bersama, atau ketika Anda memimpin doa bersama di hadapan orang banyak, melainkan doa pribadi).

Jika hari ini kita mendengarkan “Doa Agung” yang diajarkan oleh Yesus sendiri maka saya mau mengajakmu untuk merenungkan tentang yang satu ini; “Allah tentunya tahu segala sesuatu di dalam hati dan pikiranmu, tetapi sungguh, ada sesuatu yang indah yang dibuat oleh Allah ketika engkau berdoa secara pribadi dengan keluhan dan kata-kata yang panjang diiringi deraian air mata yakni ‘Ia dengan tenang mau mendengarkanmu sebagai putra/ri-Nya yang sedang meminta sesuatu kepada-Nya.’ Allah ingin mendengarkanmu bagaimana cerita tentang kisah hidupmu hari ini. Allah ingin mendengarkan dari mulutmu kata-kata penyesalan karena telah melukai hati-Nya dan sesamamu. Allah ingin mendengarkan dari mututmu bagaimana engkau ingin merencanakan sesuatu untuk memaknai hidupmu. Dan, tentunya Allah ingin mendengarkan ceritamu layaknya seorang anak yang baru kembali dari petualangannya yang berhasil atau gagal dan menceritakan sesuatu kepada sang bapak. Allah sungguh menyediakan waktu bagimu.

Oleh karena itu, baiklah jika hari kita belajar untuk berbicara jujur kepada Allah dalam doa-doa pribadi kita karena memang Ia ingin mendengarkan luapan hati kita yang sedang sedih, jeritan hati kita yang sedang menghadapi masalah. Ia ingin mendengarkan luapan kegembiraan kita karena syukur atas rahmat dan keberhasilan yang kita raih. Ia ingin mendengarkan kata-kata syukur karena kita bahagia. Dengan kata lain, baik suka maupun duka hatimu saat ini, datanglah dan berbicara kepada Allah karena Ia selalu mempunyai waktu untukmu. Ia akan setia mendengarkanmu, kapan dan di mana pun engkau mau. Ia tidak akan pernah mengatakan kepadamu; “Anak-Ku, sudah terlalu panjang ceritamu. Aku sudah bosan mendengarkannya.” Sebaliknya, Ia akan mengatakan kepadamu; “Berceritalah terus karena Aku suka mendengarkan kisahmu.” Mau tahu kenapa? Karena di balik cerita-cerita-Mu, Ia tahu bahwa engkau masih percaya kepada-Nya sebagai Bapamu dan sebagai Allahmu.


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***

- dikutip dari renungan Facebook Gereja Katolik


- Christ & Sylvia